Sabtu, 28 Februari 2009

Perdamaian di Gaza Bersumbu Pendek








Krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza tampaknya masih terus berlanjut. Serangan missile dari tentara Israel menjadi santapan setiap harinya bagi warga Gaza. Upaya perdamaian dengan penarikan pasukan Israel sehari sebelum Pemilihan Umum AS tampaknya hanya kedok panggung politik saja. Ikrar Presiden terpilih AS, Barack Obama, mengenai prioritasnnya untuk perdamaian Timur Tengah sedang dinanti oleh warga Palestina.






Sejak satu dasawarsa belakangan ini, tentara Hamas memang menjadi ancaman bagi negara barat. Tak perlu dielakkan, tentara Hamas memang kejam. Namun tindakan Tentara Israel yang serta merta membalas dengan menyerang Gaza yang malah 70% korban tewas adalah warga sipil, sepertinya bukanlah tindakan yang bijaksana.






Butuh US$ 2miliar untuk membangun kembali GAZA. Setumpuk masalah menghadang. Muntahan tembakan serta roket yang masih terjadi di Gaza membuat warga sipil telah terbiasa. Jika saat ini, pasar di serang dengan roket, dua jam kemudian, pasar akan kembali ramai. Tetapi, walau perang bagi warga sipil seperti selingan di tengah hari atau tengah malam, tetap saja, kesepakatan kedua negara harus hendaknya dicapai.






Serangan GAZA..

bagi Israel : menumpas teroris;

bagi Hamas : Mati syahid;

bagi warga sipil : (semua pasti tau jawabannya)




Krisis kemanusiaan ini menyisakan rintihan.

Wanita dan anak-anak di bantai tiap malam. Namun para pemimpin nun jauh disana hanya berdebat mengenai siapa yang benar dan siapa yang salah.




Kamis, 26 Februari 2009

Pembunuhan Massal Oleh Para Arsonist

Lahan seluas 365 RIBU hektar -- tiga kali luas ibukota Jakarta-- hangus terbakar. Insiden yang memilukan ini sangat pahit bagi warga Australia. Lebih dari 200 warga tewas dan sedikitnya 1000 rumah ludes dilalap si jago merah. Belum lagi jumlah korban luka parah serta korban hilang.

Satu pekan sebelum terjadinya kebakaran hutan yang mengakibatkan victoria berubah menjadi Jelaga, suhu udara mencapai 47 derajat celcius. Suhu udara di australia memang terkenal ekstrem. Tak heran, setiap menyongsong musim panas, pemerintah Australia selalu mengirimkan paket ringan kepada warga yang bermukim di tengah atau di sekitar hutan.

Paket tersebut berisi himbauan mengenai: dilarang membangun rumah yang berdekatan dengan pohon, membersihkan sisa-sisa daun kering di atas atap rumah, keran air di halaman rumah harus berfungsi dan mudah diakses, dilarang menggelar pesta barbeque, serta dilarang menyalakan api ditempat terbuka bahkan di dalam rumah sendiri.

Himbauan ini dilakukan karena ancaman kebakaran yang sangat rawan terjadi akibat suhu udara yang juga sangat ekstrem. Ditambahnya lagi, hamparan pohon eukaliptus yang mengandung minyak yang memudahkan api cepat merambat.

Namun, peristiwa kebakaran besar sepanjang sejarah Australia tetap saja terjadi. Hal ini menyebabkan, PM Australia, Kevin Rud, membentuk tim khusus untuk menginvestigasi peristiwa yang disebutnya sebagai pembunuhan massal.

Pasalnya, suku Aborigin memang gemar membakar semak untuk berbagai tujuan: berburu, membuka jalan, berkomunikasi, atau semata-mata melakukan seremoni adat. Namun pihak yang tidak bertanggungjawab ini tentunya bukan lah suku Aborigin. Karena, jauh sebelumnya otoritas setempat sudah melarang keras terhadap kebiasaan yang dilakukan suku tersebut.

Muncul sejumlah Arsonist yang diduga berada di balik kebakaran dahsyat yang terjadi selama dua hari tersebut. Arsonist adalah orang yang dengan sengaja menyulut api karena sedang marah, atau ingin mencari perhatian dari orang-orang, atau hanya ingin dilihat sebagai jagoan. Namun pada dasarnya, para Arsonist ini tidak mempunyai motiv yang mendasar, karena awalnya hanya berniat untuk mencari sensasi yang berbuahkan petaka yang menewaskan lebih dari 200 jiwa. Para Arsonist ini hobinya adalah : Membakar! Pihak kepolisian Aus telah menangkap dua arsonist, namun belum ditetapkan sebagai tersangka.

Kevin Rudd berang! Namun dirinya berkata: " Saya katakan kepada seluruh negeri, dari seluruh komunitas, jika telah terbakar menajdi abu, jika telah hancur, dengarlah ini: bersama-sama kita akan membangun semua komunitas, bata demi bata".

Rata Penuh

Selasa, 24 Februari 2009

WApres Idaman SBY





















Dalam itungan pekan saja, pesta rakyat akan dimulai. kasak-kusuk intern partai pun semakin gencar. Pasalnya, kalangan elit partai penasaran siapa nantinya yang akan dipinang oleh Capresnya. Hal ini timbul karena, para Capres dari setiap partai masih bungkam perihal siapa calon wapres yang dipilihnya. Dengan alasan, ingin melihat hasil peraihan suara pada Pemilu
Legislatif. Namun tampaknya, para Capres setidaknya telah mengantongi siapa yang hendak dipinangnya menjadi Wapres.
Simak saja SBY, Capres partai Demokrat yang enggan menyebutkan nama Wapres yang telah diliriknya. Bahkan, Ahmad Mubarok, Wakil ketua umum partai Demokrat pun enggan menebak-nebak siapa yang telah ditaksir oleh KI Lurah (sebutan bagi SBY dalam akademi militer angkatan 1973). Hal ini menyebabkan teka-teki tentang strategi apa yang sebenarnya ada dalam benak SBY?
Disamping itu, perlombaan politik ini pun semakin panas ketika beberapa partai yang saling berkoalisi hitam. Prabowo yagn sepertinya sedang merapatkan diri dengan poros tengah yang di kepalai oleh Amien Rais. Namun tetap saja, Amien Rais belum memberikan komentar apa-apa selain ketertarikan Amien pada gagasan Prabowo yang ingin mengembalikan bangsa ini ke rel konstitusi, proklamasi, dan pancasila dalam arti yang sebenarnya. Jadi, apakah Poros Penyelamat akan bergabung bersama Indonesia Raya? tetap saja jawaban itu masih dikantongi Amien.


Spekulasi bermunculan, SBY yang berlatarbelakang tentara muslim nasionalis dan Jawa, tentunya akan meminang Wapres yang tidak memiliki kesamaan latar belakang. Bukan dari militer dan non-Jawa. sejumlah nama pun muncul, yakni : Ginandjar Kartasasmita, Akbar Tandjung, Surya Paloh, Jusuf Kalla, Sallahudin wahid, juga Hasyim muzadi. Spekulasi ini timbul jika Partai Demokrat hanya meraih, misalnya, tujuh persen dalam kursi dewan, sedangkan Partai golkar atau PDI meraih 21 persen, maka SBY dapat berkoalisi dengan partai yang meraih kursi terbanyak di dewan.
Dalam hitungan pekan pun, semua spekulasi dan teka-teki yang muncul akan terjawab. Akankah SBY bertahan...

Sabtu, 14 Februari 2009

The Silent Cries of the little ones


Pretend as a Zimbabweans -- and care!
Can you hear the cries of the little ones?


that almost die of starvation and lack of health...


Can you hear the cries of the little ones?


that looking for mercy...



Perang teror yang digagas Presiden George W. Bush menjadi kontak fisik paling mahal sepanjang sejarah Amerika Serikat (AS). Hingga saat ini, Perang Irak dan Afghanistan yang mulai pecah pada 2001 itu sudah menelan biaya sekitar USD 904 miliar (sekitar Rp10.039 triliun). Diperkirakan, pada 2018, dananya akan membengkak hingga USD 1,7 triliun (sekitar Rp18.880 triliun).


Lain lagi di Zimbabwe, bukan perang teror yang terjadi, namun perang terhadap kolera dan kelaparan yang telah menjadi masalah sejak lebih dari satu dasawarsa lalu. Tampaknya relokasi dana perlu dipertimbangkan bagi Zimbabwean.




Ledakan bom dan granat saling serang antara tentara AS dan ekstrimis islam di Irak dan Afghanistan. Melihat pihak mana yang bertahan paling lama, yang akan keluar sebagai pemenang. Namun ironi terjadi di Zimbabwe, ledakan kolera bak amunisi yang membunuh sekitar 3.100 orang dan menginfeksi 58.993 zimbabweans.














Bukan hanya itu, ledakan kelaparan menghantui zimbabweans setiap detiknya...

They are fighting of starvation...

Wabah kolera yang mematikan bagi mereka disebabkan oleh tidak tersedianya air bersih. Tidak ada air bersih artinya tidak ada, mereka bukan hanya kekurangan air bersih, tetapi sudah mencapai titik kritis, yakni, tidak tersedianya air bersih. Badan PBB, WHO telah berupaya untuk membangun saluran air bersih di beberapa daerah, namun hingga kini masih belum rampung.

I hope sumday i could go there...

feed them... get their head on my lap till' they so to sleep...

Senin, 09 Februari 2009

Kota Tua di Era Demokrasi, Tetap berjayakah?



Tak cukup sehari menyelusuri sisa-sisa Kampung Tua di Jakarta Kota. Di sana di bekas pembantaian masal terdapat satu meja sembahyang. Ada delapan Teko Teh di bekas rumah tua milik saudagar Cina. Glodok yang sekarang menjadi wilayah bisnis ternyata dulu merupakan ruang isolasi warga Cina. Upaya Museum Sejarah Jakarta menjadi pusat informasi sejarah perkembangan kota dan budaya masyarakat Jakarta sulit direalisir.


Terlebih bila menyangkut masa prasejarah masa kini dalam bentuk yang edukatif dan rekreatif, agak kerepotan. Betapa tidak, Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Betapa pun usaha maksimal telah diupayakan oleh Museum Sejarah Jakarta untuk mengumpulkan informasi tentang sejarah Jakarta, namun ada saja bagian dari sejarah Jakarta yang belum dapat ditampilkan serta diinformasikan secara maksimal kepada pengunjung museum.


Kota Tua ini telah berdiri sejak 3500 SM, bahkan jauh sebelum bangsa kolonial Belanda memperbudak rakyat kita. Hingga sekarang, bangunan-bangunan tua masih berdiri kokoh sebagai saksi bisu sejarah. Dari zaman Holland, Portugis hingga bangsa Nippon yang melakukan pembodohan serta penyiksaan publik bagi bangsa NKRI.


Tidak dapat dipungkiri, kawasan kota tua ini sekarang hampir redup. Bangunan saksi bisu tidak lagi diperbaharui. Di setiap sudut bangunan malah berubah menjadi sudut-sudut kosong. Tidak ada perencanaan pembangunan di kawasan itu.


Padahal apabila pemerintah daerah jeli, kawasan ini dapat disulap menjadi kawasan wisata malam ataupun menjadi pusat sejarah kuno NKRI. Setiap goresan sejarah mengokohkan setiap bangunan yang tetap menjulang. Setiap sudut dapat disulap menjadi pusat kesenian. Apa yang tidak mungkin terjadi di Jakarta? Mengapa kota tua menjadi tidak terunggah di era Demokrasi ini?


Hiasi, Hidupi dan cintai lagi sejarah bangsa. Bukan untuk melihat setiap goresan pahit, tapi untuk melihat serta menghargai dan bersyukur bahwa tidak ada yang salah dengan negara kita, tidak ada yang prematur dalam sebuah kota. Hanya saja perlu untuk membuka mata dan hati untuk berjiwa patriotis, menolak manipulasi dan berhati-nurani bersih.



(lihat Indonesia lebih dekat... Indonesia kaya merata...)

Jumat, 06 Februari 2009

Teka-teki Capres


Percaturan politik Indonesia semakin memanas. Di layar kaca, setiap hari selalu saja ada iklan mengenai partai beserta calonnya. Alih-alih mengatakan bahwa partainya yang mengerti kalangan pertanian, atau partai lain mengatakan bahwa partainya paling menghargai keanekaragaman, slogan-slogan untuk membangun Indonesia pun bermunculan. Entah ini aksi tebar pesona publik atau apa.. Namun selalu saja, sehabis pesta rakyat diadakan, pasti sang presiden yang terpilih beserta wakil rakyat di MPR seakan menderita syndrom amnesia. Beliau-beliau itu seakan baru terbangun dari tidur sehingga lupa akan apa yang beliau umbar saat masa kampanye. Tragis memang, seumpama rajawali yagn lahir diantara ayam, sehingga tidak tau fungsi dirinya.




Ibarat swalayan, “semua daftar jenis makanan tersedia komplit”. Mulai dari “menu lokal, regional, nasional sampai menu internasional”. Apakah jenis makanan tersebut nantinya dapat disantap rakyat atau tidak, bukan soal. Yang soal daftar makanan tersebut diharapkan akan membuat “tergiur lidah” rakyat! Tidak heran jika muncul seloroh di kalangan rakyat. Pemilu bagi rakyat itu hanya soal mencoblos tanda gambar atau nama politisi, yang bisa selesai dalam hitungan menit. Namun penderitaan rakyat bisa terjadi dalam hitungan tahun. Sedang bagi para politisi, pemilu adalah masa-masa melelahkan selama 21 hari, namun nikmatnya dirasakan selama lima tahun!

Mental politik Indonesia sudah sangat kronis. Rakyat lelah hingga sudah tidak peduli siapa yang bakal jadi presiden, tak khayal, banyak yang ingin menganut gol-put. Teka teki ini belum bermuara kemanapun. Pemujaan terhadap diri sendiri, tanpa berjiwa patriotis. Tampak menghakimikah? Namun itulah yang sedang terjadi, bukan isapan jempol belaka. Beliau-beliau sudah lupa akan amanat yang sesungguhnya diemban.

Indonesia sesungguhnya belum merdeka....